Foto: Thomas Djiwandono (Anggota Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran) sebagai Wakil Menteri Keuangan II saat Pelantikan berlangsung di Istana Kepresidenan (CNBC Indonesia) |
JAKARTA,ETIKANEWS.COM - Ramai-ramai media asing memberi sorotan ke Indonesia. Kali ini soal diangkatnya keponakan presiden terpilih Prabowo Subianto, Thomas Djiwandono, sebagai Wakil Menteri Perekonomian RI.
"Pemimpin Indonesia yang akan segera habis masa jabatannya, Joko Widodo, melantik pada hari Kamis sebagai Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono- keponakan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan penasihatnya untuk masalah fiskal- guna membantu serah terima pemerintah," tulis media Reuters dengan bahasa yang diterjemahkan, dikutip Jumat (19/7/2024).
"Penunjukan itu dimaksudkan untuk memperlancar transisi pemerintahan dari pemerintahan Pak Jokowi ke Pak Prabowo," muat laman itu lagi mengutip politisi senior dari partai politik Gerindra yang mendukung Prabowo, Sufmi Dasco Ahmad.
Hal sama juga dimuat media Jepang, Nikkei Asia dalam artikel "Jokowi appoints Prabowo's nephew as Indonesia vice finance minister". Dijelaskan bahwa meski Djiwandono bukan anggota perlemen terpilih, dia telah aktif terlibat dalam sejumlah diskusi dengan kementerian keuangan dan parlemen untuk alokasi anggaran tahun depan, termasuk kebijakan makan siang gratis Prabowo, pemindahan ibu kota ke Nusantara dan program lain.
"Tugas saya memastikan adanya kesesuaian penganggaran, khususnya untuk tahun 2025, antara program pemerintahan saat ini dan program presiden terpilih," tulis Nikkei memuat pernyataan Djiwandono kepada wartawan, Kamis, usai acara pelantikan di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Dimuat pula profil singkat Djiwandono bagaimana ia memperoleh gelar sarjana dalam bidang sejarah dari Haverford College di negara bagian Pennsylvania, Amerika Serikat (AS). Ia juga memperoleh gelar master dalam bidang hubungan internasional dan ekonomi internasional dari Johns Hopkins University di Baltimore.
"Ia pernah bekerja sebagai analis keuangan di Hong Kong sebelum bergabung dengan Arsari Group pada tahun 2006, perusahaan yang didirikan oleh Djojohadikusumo," tulis laman itu mengutip adik Prabowo Hasyim Djojohadikusumo.
"Djiwandono menjabat sebagai wakil ketua eksekutif kelompok tersebut, yang kepentingannya mencakup agribisnis, pertambangan dan energi," tambahnya melansir situs web Gerindra.
Media India, Times of India, juga memberi sorotan dengan artikel berjudul "Prabowo Nephew to be appointed Indonesia Deputy Finance Minister, sources say". Ditegaskan bagaimana pasar keuangan telah menyoroti bagaimana kebijakan fiskal Prabowo setelah lembaga rating memperingatkan risiko fiskal terkait dengan janji-janji kampanyenya.
"Kekhawatiran meningkatnya utang menambah tekanan terhadap rupiah dan harga obligasi Indonesia, meskipun telah melambung meskipun mereka telah bangkit kembali," tulisnya.
Media China juga menyoroti ini. Caixin Global misalnya memuat artikel berjudul "Prabowo's Nephew Becomes Indonesia Deputy Finance Minister" mengutip Bloomberg.
"Investor merasa pesimis dengan penunjukan mendadak ini," muatnya mengutip analis lokal dari Strategi Makro PT Mega Capital Sekuritas, kata Lionel Priyadi.
"Mereka masih skeptis terhadap postur fiskal pemerintahan berikutnya. Masih belum jelas apa platform kebijakan sebenarnya yang dijalankan oleh Prabowo," ujarnya.
"Meskipun Djiwandono mungkin tidak memiliki latar belakang akademis ekonomi, penunjukannya tampaknya tidak menimbulkan masalah bagi pasar," tambahnya memuat ahli strategi kedaulatan Asia di Robeco di Singapura, Philip McNicholas.
"Mungkin fokusnya adalah memastikan implementasi kebijakan ekonomi yang disukai Prabowo," katanya.
Editor: Aep Apriyatna
Sumber: CNBC INDONESIA